Kamis, Februari 22, 2007

UI pun dijajah wanita kini...


Hehehe... ternyata benar apa yang baru saja saya tulis.. Bahkan kini wanita telah "menjajah" UI...
Berikut cuplikan berita dari website resmi ui di http://www.ui.ac.id.

Wanita dijajah menjajah pria sejak dulu....


Tau lagu berikut ini? "Wanita dijajah pria sejak dulu..."
Memang sebuah tembang tempo dulu yang lumayan akrab di telinga, apalagi waktu itu pernah ada iklan susu untuk manula yang memakai soundtrack lagu ini. Pertanyaannya: setujukah anda dengan kalimat tersebut? Ah.. saya yakin ini akan membuat anda menjadi terpecah menjadi tiga golongan. Golongan yang menyatakan setuju, golongan yang menyatakan tidak setuju, dan golongan yang tidak menjawab tidak setuju maupun setuju (tipikal orang Indonesia...). Tapi yang saya ingin ungkap pada postingan kali ini adalah mengenai fenomena penjajahan wanita kepada pria pada kartu undangan pernikahan ^_^ !. Silakan dilihat pada kartu-kartu undangan pernikahan yang pernah anda dapat.. Insya ALLAH pasti yang disebut nama calon mempelai wanita duluan, baru nama calon mempelai prianya.. Bener gak? Kenapa ya?? Gak tau deh..yang pasti saya hingga detik ini belum nemu dalil yang mengharuskan menuliskan calon mempelai wanita dahulu baru pria.. Secara pribadi, saya memiliki niat untuk menuliskan nama Sukma Mahendra dulu baru nama calon mempelai wanita nanti di kartu undangan pernikahan, Insya ALLAH... ^_^!

NB: bila anda mengira tulisan ini merupakan sebuah pertanda apa-apa dari Sukma, maka anda (sementara) salah..

Selasa, Februari 20, 2007

Sinyal nyasar


Satu lagi postingan about banjir kemarin. Kala banjir itu, sering sekali sinyal pemancar yang nyasar ke cell info phone saya. Sebagai info, daerah saya kan di Cakung, tepatnya di Pulo Jahe. Jadi pemancar provider yang terdekat tuh biasanya memberikan cell info daerah "Pulo Jahe" atau "Buaran" atau "Cakung". Nah pada saat banjir ternyata banyak sinyal dari daerah lain yang ngungsi ke cell info phone saya. Ada yang dari Cipinang lah, ada yang Rawamangun lah, trus apalagi ya lupa.. Wah bener2 deh kacau persinyalan saat itu. Tapi untungnya gak ada sinyal dari Surabaya yang nyasar.. Kalau ada wah susah deh nunjukin jalan pulangnya..
(Tapi pasca banjir masih ada juga sinyal yang nyasar... Semoga mereka dapat segera kembali ke jalan yang benar)

Kartu ATM tertelan


Hmm.. kemarin aku mengalami sebuah kejadian yang cukup membuat dagdigdug... Bagaimana tidak, kartu ATM BSM(Bank Syariah Mandiri)ku tertelan di mesin ATM ketika hendak mengambil uang.. Kalau hanya tertelannya saja sih aku masih bisa tenang, karena toh tinggal ke customer service Bank yang memiliki mesin ATM itu dan kartu yang tertelan akan diambilkan. Namun yang membuat hatiku waswas adalah proses sebelum kartu ATMku tertelan.. Apa itu? Selengkapnya akan diceritakan secara kronologis berikut ini.

Ahad (misalkan tanggal x) sekitar jam 9.30 pagi:
Aku berangkat dari rumah untuk suatu niatan. Selain melakukan niatan utama itu, aku ada niatan lain hari itu, yaitu mampir sejenak di ATM Bank Mandiri (Konvensional) yang ada di Kawasan Industri Pulo Gadung(dekat rumah) untuk mengambil uang. Ya, meskipun kartu ATMku keluaran Bank Syariah Mandiri, namun bisa digunakan pula di ATM Bank Mandiri konvensional serta beberapa jaringan ATM lainnya. Oke aku melakukan prosedur standard penarikan uang via ATM: 1) buka pintu kamar ATM, 2) masukkan kartu ke lubang tempat memasukkan ATM, 3) ketika meminta PIN, masukkan PIN yang sesuai, 4) pilih transaksi yang diinginkan (dalam hal ini aku pilih penarikan tunai), 5) masukkan jumlah nominal yang akan ditarik (aku pilih Rp300.000), 6) tunggu deh sampai tuh uang keluar. Nah ketika di fase ke 6) ini ada yang janggal. Uangnya gak keluar-keluar.. Aku pikir mungkin agak lama kali ya.. Eh tapi yang kudapati malah mesin ATM berbunyi ngung..ngung..ngung..lumayan lama.. Lagi-lagi kupikir itu cuma selingan aja, tapi kok tetap uangnya gak keluar-keluar.. Sekitar beberapa saat kemudian malah kartu ATMku keluar.. Tapi karena kupikir proses penarikan uang belum selesai (karena uangnya belum keluar), maka aku diamkan kartu ATM yang nongol keluar tadi.. Beberapa saat kemudian benar saja, mesin kembali menarik kartu ATMku ke dalam, kupikir ini untuk memproses pengeluaran uang.. Tapi ternyata setelah kartu masuk ke dalam, layar monitor mesin ATM kembali kepada tampilan awal (silakan masukkan kartu ATM anda).. Whaaa... kartuku!!! Kutekan2 semua tombol yang ada di sana dengan harapan kartu ATMku bisa muncul kembali. Namun apa daya ATMku tidak bisa keluar.. Aku istighfar dan lalu menjalankan SOP untuk mendapatkan kartu ATMku yaitu menghubungi SATPAM terdekat. Aku dapati ada seorang SATPAM di dekat situ, tapi ternyata itu SATPAM gedung tempat Bank Mandiri (pemilik ATM itu), bukan SATPAM internal Bank Mandiri. Pak SATPAM lalu menyuruh lapor ke SATPAM Bank Mandiri. Oke, kuturuti kata Pak SATPAM tadi. AKhurnya kumenemui SATPAM Bank Mandiri untuk melaporkan kejadian barusan. Tapi berhubung itu hari Ahad(Bank tutup), maka aku disuruh kembali hari Senin untuk pengurusan pengambilan kartu ATM yang ditelan. Mau tak mau akupun meng-iyakan perkataan SATPAM itu. Akhirnya aku meneruskan rencana utamaku ahad itu dengan digelayuti perasaan was-was akan kehilangan Rp300.000 akibat kegagalan mesin memproses penarikan uangku.. Aku pasrah saja kepada ALLAH dan mempersiapkan diri untuk melakukan upaya advokasi bila memang itu terjadi.

Senin (tanggal x+1) jam 8 (hampir jam 9) pagi:
Aku berangkat dari rumah untuk menuju tempat kerja praktik, namun menyempatkan diri dulu mengurus kartu ATM yang tertelan hari sebelumnya. Sampai di lokasi (Bank Mandiri Kawasan Industri Pulo Gadung) aku ambil tiket antrean customer service bernomor 17, saat itu pelayanan baru sampai ke nomor 14 kalau tak salah.. Aku pikir cuma butuh waktu sebentar untuk beranjak dari no.14 ke 17, apalagi meja CS-nya ada 3, tapi ternyata subhanaLLAH lama nian. Hampir satu jam aku menunggu baru dapat giliran. Ya sudah aku ungkapkan maksud kedatanganku. Petugas CS itupun segera mengambilkan kartu ATM di mesin ATM yang terletak di sebelah Bank Mandiri tersebut. Untuk penguruan itu, aku diwajibkan mengisi buku laporan pengambilan kartu ATM yang tertelan. Ternyata dari buku itu kudapati tidak sedikit orang yang mengalami kejadian sama di ATM tersebut.. Tapi ada satu yang masih mengganjal, yaitu pertanyaa apakah aku benar kehilangan Rp300.000? Petugas CS tak bisa menjawab karena data pengambilan tidak bisa dilihat. Untuk mengetahuinya, aku disarankan untuk mengeprint buku tabungan BSM terlebih dahulu.. Oke, pengurusan selesai sampai di situ. Aku meneruskan ke tempat kerja praktik tetap dengan pikiran yang waswas.. Aku berencana untuk mengeprint hari Selasa karena hari senin itu kemungkinan aku pulang sore dari tempat KP. Dan Bank sepertinya sudah tutup.
Senin malamnya setiba di kontrakan, kebetulan ada temanku yang akan ada acara di kampus MIPA, jadi aku sekalian nitip aja untuk sementara menge-print saldo rekening via mesin ATM BSM yang ada di kampus MIPA. Namun ternyata dia terlupa menjalankan pesananku. Ya sudah akhirnya dia berjanji akan mengeprintkan hari selasa.

Selasa (tanggal x+2):
Ba'da Isya, teman yang kutitipi untuk mengeprint buku tabungan sampai ke kontrakan. Langsung aku hampiri dan kudapati ALHAMDULILLAH rekeningku tidak berkurang.. Jadi di buku tabungan tercetak ada Debet sebesar Rp300.000 via ATM, namun sebaris di bawahnya ada kredit Rp300.000 juga via ATM. Jadi uangku tidak hilang...ALHAMDULILLAH

Beberapa hari lalu aku ingin kembali mengambil uang.. Tentu saja trauma masih menghantuiku. Aku tak berani lagi ambil risiko mengambil di ATM Bank KOnvensional meskipun masih satu jaringan. Dan ternyata memang alhamduliLLAH, berhasil tuh aku mengambil uang di ATM Bank Syariah Mandiri..

Pelajaran: Tentunya ini merupakan pelajaran dan pengalaman yang berharga dalam hidup saya di mana untuk pertama kalinya mengalami kasus kartu ATM tertelan. Di balik itu aku berpikir sepertinya Haq dan Bathil memang tidak bisa dipadukan dengan cara apa pun termasuk ATM bersama itu tadi.. =)

Kamis, Februari 15, 2007

Terima kasih PRO XL


Ketika Banjir Jakarta 2007 lalu, provider telepon seluler yang katanya dipilih oleh 20-an juta orang (baca: simPATI), down sama sekali di daerah Cakung. Bisa nerima sms masuk sih.. Cuma gak bisa keluar, percuma juga karena saat itu saya sedang butuh menjarkom suatu info. Nah kan saya memiliki dua buah kartu cadangan yaitu proXL (excelcomindo) dan kartu AS (telkomsel juga seperti simPATI). Setelah saya coba, AlhamduliLLAH ternyata memang kala itu saya akui proXL memang PRO!! Akhirnya saya pun berkomunikasi dengan kartu proXL itu.. Terima kasih proXL, tapi maaf saya belum bisa ke lain hati..

Menikmati TOL


Satu lagi postingan yang terpending selama dua pekan
======
Masih dalam rangka postingan Banjir Jakarta 2007. Karena banjir di mana-mana, maka arus lalu lintas pada jalan yang tidak bisa dilalui dialihakn semua ke jalan tol. Alhasil untuk pertama kalinya saya mengendarai sepeda motor di dalam ruas jalur tol dengan gratis. Saya sempat dua kali naik tol dengan motor, yang pertama hari Jum'at 2 Februari sekitar jam 21.00, saya naik tol Cikampek dari dekat Cawang turunnya di gerbang tol Jatiwaringin. Saat itu saya hendak pulang dari Depok menuju rumah. Yang kedua adalah hari Senin 5 Februari, sekitar jam 9 atau 10-an pagi ketika hendak ke tempat kerja praktik di Rasuna Said. Saya naik dair gerbang tol pedati (dekat kebon nanas) turunnya di gerbang tol apa lupa, yang pasti sebelum Pancoran. Namun sekarang karena jalanan sudah normal, motor kembali dilarang naik tol..

Kisah Sukma pada Banjir Jakarta 2007


Sebuah postingan yang baru sempat saya post dua pekan setelah kejadian..

======
Akhir pekan ini saya mengalami salah satu kejadian mati listrik terparah dalam hidup saya.. Bagaimana tidak? Daerah saya mati listrik selama hampir tiga hari. Mulai Jum'at jam 10-an pagi sampai minggu jam 23.45 malam. Yah lumayan "prihatin". Gelap.. Daerah dengan radius +/- 5km dari rumah saya lumpuh dan gelap total, bahkan seakan menjadi kota mati ketika di atas jam 24.00 (biasanya tidak). Sebenarnya mati listrik insya ALLAH tidak begitu berarti dan bermasalah terhadap saya mengingat keperluan saya akan listrik juga tidak begitu banyak. Paling cuma untuk menyalakan lampu, kipas, televisi, komputer, nge-charge HP, nge-charge baterai rechargable (loh kok banyak ya?). Namun yang lebih membuat kami sekeluarga prihatin adalah matinya aliran air PAM.. Bayangkan.. kami dan mayoritas warga di sana sudah sangat menggantungkan diri dari air PAM itu. Namun alhamduliLLAH di seberang jalan di depan rumah saya ada jejeran rumah kontrakan yang masih memiliki pompa tangan manual (pompa dragon). Alhasil kami sekeluarga bekerja sama mengisi kebutuhan air dengan menebeng pompa tangan itu. AlhamduliLLAH... bisa dapat tambahan media olahraga gratis..

Namun keluh-kesah bisa kami tahan karena kami mengetahui di daerah lain di dekat kami, sangat banyak warga yang "menderita" lebih parah dari kami. Misalnya di Cakung (pasar cakung) dan pulo gebang, daerah tempat tinggal teman saya. Air sudah mencapai ketinggian dada manusia dewasa. Kemudian di pondok kelapa, daerah teman saya juga. Kabarnya air menggenang hingga ketinggian kepala orang dewasa.. AstaghfiruLLAH.. Pun demikian di rumah teman saya di Kampung Melayu Kecil.. Rumah-rumah di sana sudah ada yang tinggal terlihat atapnya saja.. Demikian pula di pulo mas dekat sekolah SMA-ku tercinta SMAN 21, pulo gadung, kelapa gading, kebon nanas, harapan jaya Bekasi... dst..dst.. Whuah yang pasti Jakarta benar2 diberi pelajaran yang sangat dahsyat dan merata..

Kita pahami bersama bahwa pasti pada setiap peristiwa, ALLAH ingin memberikan sebuah maksud, yang apabila dapat kita tangkap maka akan memberikan hikmah yang besar bagi kita. Bagi saya pribadi, ini merupakan pukulan keras untuk warga Jakarta yang semakin hari semakin sombong.. Sombong kepada alam, sombong kepada sesama insan, bahkan ada yang sombong kepada penciptanya. NaudzubiLLAHi min dzalika (Kita berlindung kepada ALLAH dari hal seperti itu). Mari bertaubat dan hancurkan benteng kesombongan dalam diri kita. InnaLLAHa GHOFUWRur RAHIYM.. (Sesungguhnya ALLAH Maha Penagmpun lagi Maha Penyayang)

Selasa, Februari 06, 2007

Mature Sign



Dewasa bukan ditandai dengan tumbuhnya gigi ke 31 dan 32. Dewasa bukan ditandai dengan makin tumbuh dan berkembangnya ukuran tubuh/organ manusia . Dewasa tidak ditandai oleh bertambahnya usia manusia di dunia. Namun dewasa ditandai oleh kematangan sikap seseorang ketika menghadapi masalah dan makin pahamnya seseorang akan hakikat diciptakannya ia di dunia. (Sukma Mahendra)

Terima kasih ALLAH yang telah memfasilitasi kami dengan alam semesta, hewan, pohon, gunung, laut, serta shohabat yang senantiasa mengingatkan. Terima kasih ALLAH telah mendewasakan kami dengan Tarbiyah Islamiyyah, dan jangan Engkau tinggalkan kami dalam proses pendewasaan ini.

Mohon sarannya ^_^..


Baru saja saya mengupdate atau tepatnya mereformasi settingan/template blog kita tercinta ini. Oleh karena itu saya mohon saran pembaca sekalian mengenai settingan, fasilitas, serta apa pun yang anda kehendaki dari blog ini. Insya ALLAH kalau usulannya bagus dan mungkin dilakukan akan saya coba lakukan. Sekian, terima kasih.