Malam yang menegangkan
Saat aku sedang berburu dengan waktu untuk menyelesaikan tugas review paper mata kuliah seminar di komputer, tiba-tiba.. byar pett...!! Listrik wilayah kontrakanku dan sekitarnya mendadak mati. Whaaaaa... aku kalang kabut bukan kepalang.. Pasalnya dua halaman yang sudah dikerjakan baru kusimpan di harddisk, belum sempat di copy sama sekali ke USB. Bingung.. cemas.. jengkel.. panas(karena otomatis kipas gak nyala) dan yang pasti gelap (iyalah namanya juga mati listrik).. Namun saya coba sabar dan mencoba menjalani insting normal manusia : mencari pengganti penerangan. AlhamduliLLAH kami selalu sedia lilin di kontrakan. Selesai menyalakan lilin, barulah aku berpikir kembali apa yang harus aku lakukan berikutnya terkait dengan tugas review paper yang belum selesai tadi. Sebagai info, tugas itu harus sudah dikumpulkan via web matakuliah seminar sebelum jam 23.55 WSF (Waktu server Fasilkom, ya lebih kurang sama seperti WIB). Hmm.. tadinya kupikir mati listrik ini global terjadi di wilayah depok dsk., namun ternyata aku mendapat info dari teman yang baru sampai ke kontrakan bahwa di pusat kukusan teknik (daerah sekitar 400 meter dari kontrakan) listrik tidak mati. Wah ada harapan baru menggelayut di otak.. Aku langsung berpikir untuk ke sana dan merental komputer untuk mengerjakan tugas tsb. Namun aku berpikir kembali bahwa akan tidak efektif dan melelahkan kalau aku memulai dari awal kembali. Akhirnya aku putuskan untuk menunggu sampai jam 22.00 dengan harapan listrik nyala kembali, tentunya dengan risiko besar : listrik tetap padam..
Jam 21.30.. 21.35.. 21.40.. belum nyala juga!! Kejengkelan makin menjadi-jadi.. Sambil menunggu akhirnya aku putuskan untuk makan terlebih dahulu di warteg depan kontrakan. Ya, aku saat itu belum makan nasi setelah berbuka dengan makan kue basah dan lontong. Ketika makan di warteg aku terpikir untuk pergi saja ke kost teman di daerah yang tidak mati listrik untuk numpang ngetik (itu bila jam 22.00 listrik belum nyala). AlhamduliLLAH dia bersedia ditumpangi.
Benar saja, selesai makan jam 22.02 listrik tak kunjung nyala juga. Sesuai dengan rencana akhirnya aku tancap gas menuju rumah teman itu, sebut saja si A. Nah ketika sampai di kost si A aku langsung ngebut bikin tugas dari awal.. Melelahkan dan menjemukan memang, tapi itulah yang harus kulakukan saat itu.. Trek trek.. trek.. (suara ketikan keyboard) aku mulai mengerjakan tugas. AlhamduliLLAH selesai jam 23.06-an. Langkah selanjutnya (setelah ucapkan terima kasih kepada si A tentunya)? Ya pergi ke warnet untuk meng-upload (mengirim) tugas via web mata kuliah yang bersangkutan. Aku memilih warnet "mr-net" yang merupakan warnet milik teman.
Login lalu klik-klik-klik, akhirnya aku berhasil meng-upload tugas jam 23.31 WSF!!! Pfuihhh.. AlhamduliLLAH lagi-lagi ALLAH memberikan RahmahNya kepadaku di bulan Romadhon ini.. Ini mungkin sebagai pelajaran berharga bagi saya khususnya dan bagi anda mahasiswa di mana pun anda berada, jurusan apa pun anda BAHWA jangan anda membiasakan diri menjadi deadliner, meskipun itu gak dosa.. Karena anda tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada anda serta lingkungan anda pada detik2 masa depan anda.. Just preparing yourself everytime!!!
2 komentar:
pi~>> Alhamdulillah....
hihihi..gw juga deadliner..suka ngerjain tugas di detik2 terakir..entah kenapa, kerasanya lebih produktif dan inovaif (halah..=P)..tapi anda benar.."pekerjaan" menjadi deadliner itu berat dan penuh resiko..bahkan lebih dari seorang stuntman (heheheh,,melebihkan)
Posting Komentar