Kamis, November 23, 2006

vOTe FoR mY HoUsE!!!


gambar rumah ini tidak menggambarkan rumah Sukma yang sebenarnya


Butuh bantuan temen-temen sekalian nih untuk vote di alamat berikut. (Pilih yang "YES" ya.. =D)

Insya ALLAH ini adalah lokasi my sweet house (Jln. K.R.T. Radjiman W. / Pulo Jahe No. 19B RT 02 RW 10, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, 13930).. Dengan bantuan teman-teman mem-vote dan bersaksi bahwa ini adalah rumah keluarga Sukma Mahendra, diharapkan kalau tiba-tiba ada orang yang menyatakan ini adalah rumahnya, maka saya punya banyak dukungan yang menyatakan bahwa ini bukan rumah orang yang mengaku-ngaku itu =D..

Lebih lagi, dengan mengetahui lokasi rumah saya, insya ALLAH akan ada banyak manfaatnya bagi anda, misalnya nih:

1. Anda bisa bersilaturrahim ke rumah saya (memperluas rizqi),
2. Kalau anda tersesat di sekitar area dekat rumah saya, silakan anda mampir ke rumah saya, insya ALLAH nanti saya tilpon pulisi untuk menyebarkan info bahwa ada orang tersesat. Rumah saya juga dekat masjid besar. Jadi penyebaran info penemuan orang hilang bisa juga disyiarkan lewat menara masjid. =D
3. Kalau anda kemalaman, kehujanan, kepanasan, atau mengalami kondisi lain yang membuat anda tidak mungkin untuk pulang segera, sedangkan anda sedang berada dekat rumha saya, maka datanglah ke rumah. Insya ALLAH kami akan dengan senang hati "menampung" anda..
4. Kalau anda kelaparan dan sangat butuh makan, dan anda sedang berada dekat rumah saya, maka anda juga bisa ke rumah saya. Nanti saya tunjukkan warteg terdekat =b
5. Kalau saya meninggal, anda bisa berta'ziyah (melawat/melayat/nyelawat) ke rumah saya.
6. dan banyak lagi manfaat lainnya.. (silakan tambah sendiri...)

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan anda bersaksi...

Rabu, November 22, 2006

Hadiah penebus khilaf..


Dengan ini saya memohon maaf atas ketidaksempatan meng-update blog ini. Saya paham dengan kekecewaan konsumer sekalian atas kejadian ini. Namun apa daya, saya benar2 tidak sempat meluangkan waktu sekejap pun untuk menulis curahan pikiran ke blog ini. Sebagai "penebus", saya cukilkan sedikit do'a yang insya ALLAH ma'tsur (shahih dan dianjurkan). Semoga ALLAH memberkahi kita...

"Rabbanaa afrigh 'alaynaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa 'alal qawmil kaafirina.
Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami terhadap golongan yang kafir.

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu.
Ya Tuhan kami, janganlah kau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki dan berilah kami dari hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi.

Allaahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla.
Ya Allah kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya iman, dan berilah aku petunjuk dari kemungkinan sesat.

Allahumma kamaa hulta baynii wa bayna qalbii, fahul baynii wa baynasy syaythaani wa 'amalihi.
Ya Allah sebagaimana Engkau telah memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah penghalang antaraku dan antara syaitan serta perbuatannya.

Allaahumma innii as-aluka nafsan muthma 'innatan tu'minu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika wa taqna'u bi'athaa'ika
Ya Allah aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan pemberian-Mu.

Allahummarzuqnii nafsan muthma'innatan tu'minu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika
Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridha menerima segala ketetapan-Mu

Allahumma Laa shla illaa maa ja'altahu sahlan wa anta taj'alul hazna idzaa syi'ta sahlan
Ya Allah, tiada yang mudah selain yang kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah. (HR. Ibnu Hibban)

Allaahumma innii as-aluka tamaaman ni'mati fil asy-yaa'I kullihaa wasy syukra laka 'alayhaa hattaa tardhaa wa ba'dar ridhaa, wal khiyarata fii jamii'I maa yakuunu fiihil khiyaratu wa bijamii'I masyuuril umuuri kullihaa laa bima'suurihaa yaa kariimu.
Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu kesempurnaan ni'mat pada segala perkara dan mensyukuri-Mu atasnya, sehingga Engkau ridha dan sesudah ridha itu lalu aku mohonkan pula kepada-Mu untuk memilih segala apa yang boleh dipilih dan dengan segala kemudahannya, bukan yang sulit lagi sukar dikerjakannya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia.

Jumat, November 03, 2006

Sholat : pembeda antara pengecut dan pemberani


Maaf apabila tulisan kali ini akan menyinggung kita semua, karena memang tujuan tulisan kali adalah untuk menyinggung kita semua, termasuk menyinggung diri penulis sendiri. Karena kadang-kadang manusia zaman sekarang bila tidak di-trigger dengan singgungan atau sindiran tidak akan pernah sadar, dan lagi-lagi penulis sepertinya masuk dalam kategori ini juga.

Yang ingin saya singgung adalah mengenai pelaksanaan kewajiban sholat kita. Saya tak ingin mengutarakan landasan sholat, keutamaan sholat, dampak sholat, dan hal2 yang berhubungan dengan fiqh sholat karena saya yakin kita sudah terlalu sering mendengarnya. Hampir bisa dipastikan setiap rumah memiliki buku panduan sholat. Saya hanya ingin mengkritisi pelaksanaan dan pandangan anak2 jaman sekarang terhadap sholat, itu saja.

Satu hal yang menjadi kasus mayoritas di Indonesia : "Menunda-nunda sholat tanpa ada alasan syar'i (yang dapat dibenarkan oleh syari'ah)". Insya ALLAH semua orang sudah tau bahwa sholat yang utama adalah pada waktunya (di awal waktu). Saya juga yakin banyak yang tahu kisah ketika dulu Nabi Muhammad masih hidup, ada seorang sahabatnya yang ketinggalan sholat jama'ah di awal waktu (Umar bin Khottob r.a.) yang langsung menebus kefasikannya itu dengan menginfaqkan seluruh kebun beserta isi kepunyaannya. Tapi kenyataannya pemahaman itu belum juga mampu menggerakann tubuh kita untuk melaksanakan sholat sesuai dengan pemahaman yang telah kita miliki itu.

Menunda sholat = tabiat pengecut...

Menunda-nunda sholat menurut saya merupakan sebuah bentuk kepengecutan seseorang. Banyak orang yang tidak sholat pada waktunya karena takut dikatakan sok alim, padahal semua sepakat sok alim itu jauh lebih baik dibanding sok bejat. Banyak orang takut untuk sholat tepat pada waktunya dan melaksanakan sholat di masjid/musholla. Alasannya bila sholat di awal waktu dan di masjid/musholla, maka terpaksa dia harus ikut jama'ah yang ada. Dia tidak akan bisa leluasa sholat dengan kecepatan supersonic apalagi melebihi kecepatan cahaya. Dalam kasus ini terlihat bahwa orang tersebut pengecut karena takut untuk berhadapan ALLAH dengan durasi lebih lama, padahal takut untuk berkomunikasi dengan ALLAH merupakan salah satu tanda yang berarti bahwa dia mengakui dirinya terlalu banyak berlumur dosa.

Kita lihat praktik sholat shubuh masyarakat kita. Sudahkan kita istiqomah(konsisten) dengan sholat shubuh tepat waktu dan berjama'ah? Jawabannya "tidak". Itu jawaban pasti, karena kalau jawabannya "sudah" maka tidak mungkin Indonesia masih berada pada kategori miskin seperti saat ini. Bahkan ada teori yang mengatakan bahwa untuk melihat aman atau tidaknya suatu daerah, makmur tidaknya suatu daerah, dapat dilihat dari prosentase orang yang sholat shubuh di masjid di daerah itu. Semakin tinggi prosentasenya, diindikasikan makin aman dan makmur pula daerah itu. Sebuah formula aneh tapi senantiasa terbukti kebenarannya.

Saya berani pastikan orang-orang yang senang korupsi uang rakyat, maling-maling, para perampok, para begal, para pencopet, para penodong, penjambret, tukang tipu, pembalak liar hutan, penipu, pembual, pembunuh, penebar paku jalanan, serta pelaku perbuatan buruk lainnya akan takut datang sholat shubuh ke masjid karena syaithon telah membekapnya dengan sangat erat ketika mereka tidur. Syaithon sangat cinta pekerjaan mereka. Syaitho tidak mau dan tidak rela teman setianya melakukan aktivitas mulia. Sebagai informasi, ALLAH mengatakan bahwa ketika tidur, sebenarnya kita terikat oleh belenggu-belenggu syaithon. Oleh sebab itu, kita disuruh berdo'a ketika sebelum tidur agar belenggu itu tidak mencelakakan kita ketika tidur, dan juga membaca do'a ketika bangun tidur sebagai wujud terima kasih kepada ALLAH atas penjagaanNya terhadap belenggu syaithon ketika kita tidur. Ini mungkin salah satu analisa mengapa kemakmuran dan keamanan suatu daerah bisa diindikasikan dari prosentase orang yang sholat berjama'ah shubuh di masjid. Ini juga berlaku bagi para pelaku kriminalitas pada sholat-sholat di luar sholat shubuh. Jangankan ke masjid, kadang2 keluar rumah saja mereka ciut karena perasaannya tidak tenang akibat dikejar2 polisi.

Lebih lagi, orang yang tidak shubuh tepat waktu dan berjama'ah di masjid/musholla tanpa alasan yang syar'i, saya kategorikan sebagai pengecut (bahkan Sunnah Rasul mengatakan itu "ciri-ciri munafiq"). Sebagai antilogika, kalau tidak masuk kategori pengecut, maka pastinya dia akan berani membuka matanya, berani menanggalkan kasur-bantal-gulingnya, berani untuk berwudhu dengan dinginnya air, berani bertarung dengan dinginnya udara pagi ketika di perjalanan menuju masjid, serta berani untuk berdiri menjalankan sholat dalam keadaan masih agak2 mengantuk.. Begitu juga dengan sholat-sholat di luar shubuh. Kalau mereka tidak pengecut, maka mereka pasti akan berani dengan tegas meninggalkan kesenangan2 dunia yang sedang dilakukannya. Bagi orang yang pemberani, mereka akan tegas menyahut panggilan ALLAH (adzan-pen.) bukan malah menutup telinga dengan tangan yang menandakan kepengecutannya.

Ada lagi fenomena yang juga aneh tentang menunda sholat. Fenomena yang saya maksud adalah fenomena keterjebakan dalam definisi "solidaritas". Seringkali ternyata orang yang menunda sholat sebenarnya tidak ingin menunda sholat, tapi karena temannya, orang yang dihormatinya, atau orang yang dianggap spesial baginya belum juga beranjak sholat, maka ia mengurungkan niatnya atas nama "solidaritas". Saya sebut ini solidaritas yang menipu. Solidaritas yang rapuh. Padahal jelas-jelas nanti kita di akhirat disidang atas sholat kita atas nama pribadi, bukan golongan atau gank kita. Sungguh pimpinan gank kita tidak akan menyerahkan pahalanya untuk menggantikan kelalaian sholat kita.

Orang yang terjebak dalam solidaritas palsu ini mutlak masuk dalam golongan pengecut. Alasannya jelas, dia takut untuk mengecewakan temannya yang jelas2 salah, dia takut untuk berjalan sendiri tanpa teman ke masjid/musholla, dan dia takut bila sholat tepat waktu teman2nya akn meledeknya begitu kembali ke kelompoknya atau gank-nya. Padahal percayalah tidak akan ada manusia selain RasuluLLAH yang berhak memberikan syafa'at/perlindungan di akhirat nanti. Dukun-dukun, orang pintar, pak haji, bahkan kyai dan ustadz sekalipun tidak akan bisa memberikan pertolongan kepada kita. Dengan demikian maka hendaknya kita mulai menilai apakah solidaritas kita selama ini sudah benar atau sesat.

Mungkin itu saja sedikit koreksi dari saya buat kita semua. Sebenarnya banyak lagi yang ingin saya kritisi dari diri kita sebagai pemecut atas tindakan penyepele-an kita terhadap sholat. Namun dengan pecutan singkat di atas semoga bisa mamacu kita untuk kemudian secara otodidak mengoreksi lebih banyak lagi kesalahan kita. Jangan tunggu hingga orang lain mengkritisi kita. Satu hal yang perlu kembali dibudayakan : marilah kita senantiasa mengingatkan diri kita dan orang lain. Mengingatkan, bernasihat, bertaushiyah bukan hanya kewajiban Aa' Gym saja, bukan kewajiban pak haji saja, namun kewajiban setiap insan dan kita akan dipertanggungjawabkan atas hal ini.

~Pulo Jahe, 27 Oktober 2006, pukul 17.35 WIB
Revisi terakhir : Jln. H. Koja II, 2 November 2006, pukul 23.35 WIB

Note : orang yang disinggung di sini adalah orang yang telah mengetahui bahwa sholat itu mesti di awal waktu (asholaatu 'ala waqtiha). Sebaliknya, ini tidak berlaku bagi orang yang tidak mengetahui bahwa ada suruhan sholat di awal waktu.

Rabu, November 01, 2006

Rangkaian lebaranku


الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
AlhamduliLLAHiRROBBil 'aalamiyn
Segala Puji Bagi ALLAH yang telah mengizinkan kita untuk dapat menemui salah satu hari raya Islam, 'Idul Fithri. Sebuah hari raya yang menurut saya sangat sakral karena beberapa hal, terutama dalam hal nuansa bersilaturrahimnya.

Pada “Lebaran” kali ini, AlhamduliLLAH kami sekeluarga dapat lengkap berkumpul di rumah. Kami tidak mudik karena memang tidak ada hal yang mengharuskan kami untuk mudik untuk tahun ini. Kami menjalani Lebaran di Jakarta.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, keluarga kami kali ini berpencar lokasi sholat 'Id. Ibu dan adik (perempuan), sholat di tempat pengajian Ibuku di sebelah rumah. Sedangkan saya, Bapak, dan Kakak (pria) sholat di lapangan SD mantan almamaterku yang berjarak sekitar 400-500 meter dari rumah. Berbeda lokasi, namun kami satu waktu ketika tiba kembali di rumah. Ketika tiba di rumah, ternyata ada Om (paman-pen.) dan Tante (bibi-pen.) dengan membawa anak mereka yang sudah menunggu di depan pintu rumah.

Acara selanjutnya adalah acara saling bermaafan di antara sesama anggota keluarga yang dilanjutkan dengan berbenah ruang depan untuk meng-unjuk (menjamu-pen.) tamu yang akan datang. Selama hampir satu jam berturut-turut, kami menerima tetangga yang bertamu / bersilaturrahim ke rumah kami. Setelah kira-kira semua tetangga sudah mengunjungi keluarga kami, maka giliran kami yang berputar keliling menyambangi keluarga/tetangga yang lebih sepuh (tua-pen.). Seusai menunaikan silaturrahim dengan tetangga, baru kami makan ketupat bersama..

Beralih kepada point cerita lain, tepatnya anak dari Om yang bertamu tadi. Anaknya bernama hmmm siapa ya, gak apal, yang pasti panggilannya “Tia”. Usianya kalau gak salah kurang dari 3 tahun (atau 2 tahun ya?). Pokoknya masih kecil dan imut deh. Saya memang jarang bertemu dengan Tia karena memang rumahnya jauh (Bekasi), dan jarang berkunjung ke rumah, dan sebaliknya, saya belum pernah berkunjung ke rumahnya. ^_^!

Karena jarang ketemu, maka dia masih malu-malu gitu deh ketika pertama kuajak main.. (malu apa takut ya?? =P). Dia masih sibuk berakrab dengan orang tuanya saja. Tak ada (sama sekali) kata yang terucap dari bibirnya kepada orang selain orang tuanya. Hmm.. aku berpikir dan berusaha keras untuk dapat membuatnya akrab denganku. Diajak main cilukba dia gak bergeming.. padahal harusnya ini cara ampuh untuk mengakrabkan diri dengan anak seusia dia.

Tiba-tiba aku melihat ada bola plastik di tumpukan rak sepatu. Kucoba melemparkannya ke Tia. Eh ternyata dia tertarik.. Ya udah akhirnya aku mencoba mengakrabkan diri dengan permainan bola tendang. Akhirnya setelah sekian saat bermain2 dengan bola, akhirnya Tia mulai berani bersosialisasi dengan keluargaku. (Dan akhirnya sepertinya Indonesia telah menemukan bibit baru pesepak bola wanita =D)

Ba'da dzuhur, Tia dan keluarganya pamit untuk pulang. Karena jarang bertemu dan diprediksikan akan tetap jarang ketemu ke depannya, maka saya abadikan Tia di dalam photo dan video HP ku. Buat kenang-kenangan.. Yang pasti kehadirannya cukup menghibur kami di Lebaran kali ini.

Berikut ini beberapa ekspresinya di hadapan kamera:


ekspresinya terhadap perintah “senyum”



ekspresinya terhadap perintah “peace”



ekspresinya terhadap perintah “melet (menjulurkan lidah-pen.)”


Tak berapa lama setelah mereka pulang, datang lagi serombongan keluarga besar saudara-saudaraku dari Jatinegara Kaum. Banyak banget yang datang, 20-an orang ada kali.. Wah gak jadi sepi deh rumah kami.. Namun saat itu, ditambah lagi dengan suasana panasnya udara Jakarta, huahhh... badanku mulai terasa lelah, letih, dan ngantuk.. Selesai bersapa dengan para tamu, saya pun segera naik ke kamarku di lantai dua, tidur-tiduran di lantai dan tiba-tiba.. zzzzzz.... tertidur pulas sekali. Saking pulasnya, sampai-sampai saya tak tahu kepulangan keluarga besar tadi. Bahkan saya tak tahu bahwa setelah kepulangan saudara-saudara dari Jatinegara Kaum, ada lagi serombongan saudara dekat yang datang dari Tangerang dan Klender. Padahal untuk saudara yang dari Tangerang dan Klender itu, ada nilai historisku yang sangat besar sekali yang tak mungkin terlupakan (off the record). Katanya sih aku sudah dibangunkan, tapi katanya terlalu pulas sehingga tak terbangunkan. Alhasil dari kedatangan hingga kepulangannya, saya tak mengetahuinya sama sekali. Jadi untuk hal ini saya agak menyesal atas tidurku di siang itu. Padahal kalau saya terbangun, maka hari itu bisa jadi saya bermain dengan “Tia” kedua di hari Lebaran ini. Ya, salah satu anak dari sauadara ku yang di Klender bernama panggilan “Tia” juga. Usianya kurang dari 5 tahun kalau tidak salah. Jadi masih relatif lucu dan imut.

Hari kedua lebaran, kami sekeluarga berkunjung ke rumah saudara2 kami di daerah Pulo Gebang. Mengunjungi saudara yang di Pulo Gebang ini rutin dilakukan setipa tahun dan biasanya juga selalu di hari kedua. Selebihnya, hari kedua lebaranku hanya diisi dengan berdekam di rumah saja.

Hari ketiga, sesuai dengan rencana, aku dan beberapa teman alumni rohis 21 seangkatanku melakukan silaturrahim ke rumah beberapa guru SMA. Lokasi rumah mereka beragam. Ada yang dekat sekolah, rawamangun, hingga yang terjauh di tanjung priok.

Hari keempat : tidak kemana-mana

Hari kelima : kembali melakukan kunjungan ke rumah-rumah guru SMA, kali ini gabungan dari alumni rohis lintas angkatan. Kali ini perjalanan terjauh adalah ke daerah bekasi Utara.

Hari keenam : rencananya coba-coba telkomnet instant di rumah. Tapi ternyata belum berhasil karena ada error yang entah aku tak tahu sebabnya.

Hari ketujuh : Masuk Kuliah lagi!!! Di hari pertama

Ok, demikian saja laporan pandangan mata yang bisa saya laporkan dari rangkaian Lebaran 1427 H ku. Ada pun rencana ke depan, Insya ALLAH kami sekeluarga akan bersilaturrahim ke saudara di Pulo Gebang dan saya bersama dengan alumni ROHIS SMAN 21 berencana akan ke rumah-rumah mantan guru kami di SMA. Insya ALLAH..

Sekali lagi, TaqobalaLLAHu minna wa minKum, moga ALLAH terima 'amal kita dan mempertemukan dengan Ramadhan 1428 H. Amiin...

~cslab-1105-10, 1 November 2006 jam 09.30 WIB

List nama pengucap 'idul fithri


Berikut ini adalah list nama-nama relasi yang memberikan ucapan langsung kepada saya dengan tema “'Idul Fithri”

1. via sms (berdasarkan urutan waktu mulai dari yang terdahulu, maaf kalau ada yang salah urutan atau salah nama):
Rendie Maulana Arifin(SMAN21 angkt.'03), Deddy Saputra(SMAN21 angkt.'03), M.Faisal Reza(Fasilkom UI '03), Ricky Avicenna(SMAN21 angkt.'97), M.Ilman Akbar(Fasilkom UI '05), M.Ryan Firmansyah(SMAN21 angkt.'08), Mutia Novinina(SMAN21 angkt.'03), Rahadhini Ayu Setyaningrum(SMAN21 angkt.'03), Ismi Fauziah(SMAN21 angkt.'03), Muchlishah(FTUI Elektro '03), Irfan Hilmy(Fasilkom UI '03), Marina Eliza(SMAN21 angkt.'03), Desiana Nurul Maftuhah(Fasilkom UI '03), Lusiana Darmawan(Fasilkom UI '03), Adhitya Novian Raidy(Fasilkom UI '05), Andrianto Santoso(Fasilkom UI '05), Rahmatri Mardiko(Fasilkom UI '03), Albert Kurniawan(Fasilkom UI '03), Anjar Widianto(Fasilkom UI '03), Fatmalisa(SMAN21 angkt.'02), M.Nasri(Fasilkom UI '02), 0811***035(unknown), Sari Widya Sihwi(SMAN21 angkt.'01), Amiral Emeraldo(SMAN21 angkt.'03), Aziiz Surahman(Fasilkom UI '03), M.Hasrul Ma'ruf(Fasilkom UI '03), M.Fahriza(SMAN21 angkt.'07), Hamdi Riyadi(SMAN21 angkt.'00), M.Hardiansyah Ismail(SMAN21 angkt.'03), Wira Perdana(Fasilkom UI '02), Pak Sumardjo-Bu Mutmainah (Guru SMAN 21), R. Andarubowo(SMAN21 angkt.'08), Yugo Fandita(FMIPA Biologi UI ‘03), Daristo(SMAN21 angkt.'03), Sri Nur Ubaya Asri(FE Manajemen UI ‘03), Faruq Indra Kusumah(SMAN21 angkt.'03), Heri Setiawan(SMAN21 angkt.'03), Pak Suprayitno Syukur(Ka.Sekolah SMAN 21 2006-kini),… (hingga 30 Oktober 2006)

2. via telepon
Beberapa di antaranya: Pak Jundan IskandarGuru SMAN 21), Bu Titi YuliatiGuru SMAN 21), Bu Liliek AviaGuru SMAN 21), Alfian Rizaldi(SMAN21 angkt.'03), Ahmad Faisal(SMAN21 angkt.'03), Mutia Novinina(SMAN21 angkt.'03), Harun Ar Rosyid(SMAN21 angkt.'03), dan masih banyak yang lain, maaf bila ada yang terlupa..

3. via temu langsung
Banyak..seperti teman-teman alumni Rohis SMAN21 angkatan 2003 yang datang di acara ifthor dan silaturrahim di rumah Raja (Heri Setiawan, Herry Surpiyadi, Daristo, Ferdian, Dimas Adi Saputra, Helyus Romalo, Irawan Bayu Aji, Moh. Yusuf, Panji Arrie Priyadi, Hari Dwi Prasetyo, Arry Djaelani, Arief Budi Saptani, serta akhwat-akhwat yang datang ke acara tersebut), tetangga2 di sekitar rumah, saudara-saudara, teman-teman sekampus terutama angkatan 2003, staff pengajar dan pelaksana harian fasilkom UI, dll yang tak dapat disebutkan satu-persatu

4. via internet (e-mail, blog, dll.)
Banyak juga, gak bisa disebutkan satu-persatu

Bagi yang merasa sudah mengucapkan namun belum tertera namanya, bisa ingatkan saya dengan memberi comment pada blog ini. Sedangkan bagi yang memang belum terdaftar karena belum mengucapkan ucapan, silakan anda ucapkan lewat ke-empat cara yang telah disebutkan di atas.

TaqobalaLLAHu minna wa minkum..