Rabu, Januari 31, 2007

Cobaan Da'wah : Resume


AlhamduliLLAH beberapa waktu lalu ana sempat bermajlis kembali dengan para Ustadz-Ustadz RahimakumuLLAH. Materi pada kajian kali itu adalah mengenai "Rintangan/Cobaan Da'wah" atau dalam bahasa Syar'iyyahnya lebih kurang "Ath Thooriq 'ilad Da'wah". Point2 yang dibahas merupakan rumusan dari Syaikh Mustafa Masyhur, salah seorang masyaikh da'wah Islam. Dalam rumusan yang dikemukakannya, beliau mengungkapkan bahwa ada sekitar 4 hal utama yang menjadi rintangan/cobaan da'wah, yaitu: 1) Tidak ditanggapinya da'wah yang kita serukan; 2) Ejekan dan cemoohan terhadap para penyeru Daw'ah; 3) Penyiksaan kepada penyeru Da'wah; serta 4) Kelapangan yang didapat setelah kesulitan.

Menghadapi rintangan2 tersebut, sebagai da'i yang shodiq, yang benar-benar mengikhlashkan seruannya hanya untuk ALLAH semata, maka hal itu tidak akan membuatnya gentar. Justru hal tersebut akan membuatnya semakin yakin bahwa dirinya berada pada jalan yang benar, jalan para Rasul dan Nabi penyeru ALLAH terdahulu. Tentunya kita ingat betapa semua Nabi dan Rasul (semisal Nuh, Ibrahim, Musa, hingga Muhammad) mengalami rintangan serupa dalam da'wahnya. Betapa dulu ketika Muhammad berda'wah, orang-orang tidak mempedulikannya, menyebutnya gila, bahkan melempari dengan batu serta kotoran ternak. Dan SubhanaLLAH Muhammad justru membalas mereka dengan do'a: "Yaa ALLAH, ampunilah mereka karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui".

Yang menarik dari rumusan tersebut adalah bahwa rintangan/cobaan ternyata tidak selalu berbentuk hal yang tidak mengenakkan di mata manusia. Ternyata pada point keempat dijelaskan bahwa rintangan/cobaan da'wah dapat berupa kondisi lapang/nyaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa cobaan berupa kenyamanan merupakan cobaan yang terberat yang dihadapi manusia karena kebanyakan orang tidak menyadari bahwa ketika mereka berada pada posisi nyaman, maka sesungguhnya mereka sedang diuji oleh ALLAH juga, terutama ujian bagaimana seseorang itu menghadapi kenyamanan yang sedang ia rasakan.

Akhir posting, satu hal yang harus dipegang teguh para da'i ilaLLAH: bahwa ALLAH mewajibkan kita sebatas hanya untuk menyeru/mengajak/mempromosikan Islam, sedangkan urusan Hidayah/mau menerimanya objek yang diseru adalah urusan ALLAH saja. Tak ada daya upaya secuil apapun dari kita dalam urusan pemberian hidayah ini. Jadi tidak ada istilah patah arang ketika seruan yang diserukan belum membuahkan hasil. Luruskan Niat, Kerahkan Potensi. ALLAHu ma-ana.

Tidak ada komentar: