Kamis, Oktober 12, 2006

Kisah Ust. S : Nasihat untuk da'i yang sering berkeluh kesah


Kisah Ust. S : Nasihat untuk da'i yang sering berkeluh kesah.

Kemarin alhamduliLLAH kami bertemu dengan salah seorang syaikhud Da'wah Indonesia dalam sebuah majelis. Memang sudah lama kami tidak bermuwajahah dengan beliau. Mungkin pertemuan ana dengan beliau terakhir kali adalah sekitar setahun lalu. Bisa dibilang beliau merupakan asset nasional. Dan bagi kami ikhwah di Jakarta (khususnya yang bergelut dalam Da'wah sekolah) insya ALLAH tidak asing lagi dengan beliau. Sebut saja ustadz tersebut Ustadz S (disingkat menjadi Ust. S).

Pada kesempatan pertemuan di malam hari itu, beliau bercerita tentang aktivitas da'wahnya yang baru di daerah pelosok Riau. Ust. S bercerita sambil membolak-balik foto yang sempat ia ambil di sana sebagai penggambaran fakta daerah yang dia tempati kini. Beliau bercerita bahwa area di sana sangat menantang, menyulitkan, dst.. yang pasti sangat jauh berbeda dengan area surga da'wah Indonesia (Jakarta-red.). Fasilitas sama sekali tidak didapatkannya di sana, bahkan termasuk tempat tinggal. Hingga kini, beliau menumpang di sebuah gedung TK di sana, tanpa pekerjaan, tanpa saudara (kandung). Pemasukan dan penghidupan hanya didapatnya dari kafalah da'wah serta solidaritas kader dan simpatisan da'wah di sana. Itu juga pun sebenarnya sangat minim untuk dapat bergerak di sana.

Sebagai informasi, beliau diamanahkan untuk berda'wah di sebuah kabupaten di sana. Satu kabupaten tersebut memiliki 14 kecamatan. Jarak antarkecamatan sekitar puluhan kilometer atau bila ditempuh dengan motor sekitar 1,5 jam (paling cepat). Jalanan yang mesti ditempuhnya tidak main-main. Di sana masih ada harimau dan ular-ular besar. Bahkan suatu hari diperjalanannya berkendara motor, beliau pernah melindas seekor ular phyton besar. Karena gelap (malam hari) tadinya dikira itu adalah polisi tidur, namun ternyata disadari itu adalah ular phyton. Bahkan ada sebuah kecamatan paling ujung yang harus ditempuh dengan jalan transportasi air. Jadi untuk bisa ke kecamatan itu dibutuhkan dana ratusan ribu.

Untuk menangani daerah di sana, beliau hanya dibantu oleh 12 orang kader da'wah yang sudah terlebih dahulu menetap di sana. Jumlah itu jelas sangat tidak cukup mengingat luasnya daerah tersebut. Apalagi kader2 tersebut memiliki kesibukan masing2 juga. Namun itu tak membuatnya gentar. Kecintaannya dengan da'wah telah membuatnya tegar. Tak pernah beliau berkeluh kepada manusia. Keluh kesah hanya diadukannya langsung kepada Sang Maha Penghibur, ALLAH, dalam setiap sholat malamnya yang tak putus selama tiga bulan beliau ditugaskan ke sana, hingga kini.

SubhanaLLAH, karena mungkin dikerjakan dengan ikhlash, ALLAH pun memberikan berkah di atas segala keterbatasan tersebut. Menurut kader2 da'wah yang ada di sana seperti yang dituturkan mereka kepada Ust. S, secara jujur dan berdasarkan fakta mereka menilai sejak kedatangan Ust S, da'wah berkembang dengan sangat pesat. Misal di suatu desa di wilayah berpenduduk mayoritas nasrani, ketika Ust. S berceramah di masjid sana, ada penduduk yang kemudian masuk Islam dengan sukarela. Di kecamatan lain, Ust. S pernah datang untuk berceramah pertama kali di sebuah masjid yang sedang dibangun. Menurut sumber terpercaya, pembangunan masjid itu sudah stagnan sejak beberapa lama. Namun pasca kedatangan Ust. S para penduduk kembali bersemangat meneruskan pembangunan masjid. Dan ketika Ust. S untuk kedua kalinya datang ke sana selang satu bulan, masjid tersebut sudah hampir jadi, dindingnya telah tinggi dan kokoh meski terbuat dari kayu, pintu dan jendela telah terpasang rapi.. SubhanaLLAH.

Yang lebih membuat Ust. S bersyukur adalah sambutan masyarakat sana terhadap da'wah ternyata sangat baik. Seiring dengan seringnya Ust S. bersafari da'wah di sana, makin banyak pula orang yang merequest untuk mengaji dan konsisten dengan tarbiyah Islam. Makin banyak orang yang mulai konsisten untuk sholat, dari yang sebelumnya tidak pernah sholat, terutama di daerah yang paham animisme/dinamismenya masih kuat.

Dengan semangat Ust. S menceritakan pengalamannya di sana hingga tak terasa malam makin larut. Terakhir beliau menganjurkan kami untuk sekali-kali rihlah melakukan kunjungan ke daerah2 yang seperti beliau tempati itu. Menurutnya, dalam kondisi sulit, nikmat dan pertolongan ALLAH yang kita anggap kecil akan terasa sangat besar. Kunjungan ke daerah seperti itu juga akan menguji keistiqomahan kita dalam berda'wah. Akan teruji siapa yang teguh dan siapa yang cengeng.

Ada satu informasi yang ingin ana sampaikan, agenda Ust. S selama di Jakarta (sebelum kembali ke Riau insya ALLAH tgl 2 November 2006) adalah mempersiapkan logistik da'wah sebanyak-banyaknya. Beliau akan berkeliling masjid2 dalam 10 hari terakhir Romadhon untuk menggalang dana untuk kegiatan da'wah di sana. Menurut beliau, bahan yang sangat dibutuhkan adalah buku2 da'wah seperti buku fiqh sunnah, buku2 harokah, atribut2 Islam seperti pakaian, topi, slayer, bendera, tas kresek, stiker, serta apa pun yang bernuansa da'wah/Islam, termasuk yang bernuansa partai (untuk partai, beliau menyebutkan spesifik : Partai Keadilan Sejahtera). Bila ada ikhwah sekalian yang ingin berinfaq sesuai dengan keperluan yang disebutkan di atas bisa menghubungi ana di sukmadils@yahoo.com untuk membicarakan kelanjutannya.

Sekali lagi da'wah Islam baru kan tegak bila da'i nya bersungguh-sungguh untuk mengusungnya. Kemenangan tidak kan datang sebelum kita menyerahkan sesuatu yang terbaik yang kita miliki.

Afwan minKum.. Wassalamu'alaykum warohmatuLLAHi wabarokatuhu

Depok, 12 Oktober 2006

Tidak ada komentar: