Kamis, Februari 15, 2007

Kisah Sukma pada Banjir Jakarta 2007


Sebuah postingan yang baru sempat saya post dua pekan setelah kejadian..

======
Akhir pekan ini saya mengalami salah satu kejadian mati listrik terparah dalam hidup saya.. Bagaimana tidak? Daerah saya mati listrik selama hampir tiga hari. Mulai Jum'at jam 10-an pagi sampai minggu jam 23.45 malam. Yah lumayan "prihatin". Gelap.. Daerah dengan radius +/- 5km dari rumah saya lumpuh dan gelap total, bahkan seakan menjadi kota mati ketika di atas jam 24.00 (biasanya tidak). Sebenarnya mati listrik insya ALLAH tidak begitu berarti dan bermasalah terhadap saya mengingat keperluan saya akan listrik juga tidak begitu banyak. Paling cuma untuk menyalakan lampu, kipas, televisi, komputer, nge-charge HP, nge-charge baterai rechargable (loh kok banyak ya?). Namun yang lebih membuat kami sekeluarga prihatin adalah matinya aliran air PAM.. Bayangkan.. kami dan mayoritas warga di sana sudah sangat menggantungkan diri dari air PAM itu. Namun alhamduliLLAH di seberang jalan di depan rumah saya ada jejeran rumah kontrakan yang masih memiliki pompa tangan manual (pompa dragon). Alhasil kami sekeluarga bekerja sama mengisi kebutuhan air dengan menebeng pompa tangan itu. AlhamduliLLAH... bisa dapat tambahan media olahraga gratis..

Namun keluh-kesah bisa kami tahan karena kami mengetahui di daerah lain di dekat kami, sangat banyak warga yang "menderita" lebih parah dari kami. Misalnya di Cakung (pasar cakung) dan pulo gebang, daerah tempat tinggal teman saya. Air sudah mencapai ketinggian dada manusia dewasa. Kemudian di pondok kelapa, daerah teman saya juga. Kabarnya air menggenang hingga ketinggian kepala orang dewasa.. AstaghfiruLLAH.. Pun demikian di rumah teman saya di Kampung Melayu Kecil.. Rumah-rumah di sana sudah ada yang tinggal terlihat atapnya saja.. Demikian pula di pulo mas dekat sekolah SMA-ku tercinta SMAN 21, pulo gadung, kelapa gading, kebon nanas, harapan jaya Bekasi... dst..dst.. Whuah yang pasti Jakarta benar2 diberi pelajaran yang sangat dahsyat dan merata..

Kita pahami bersama bahwa pasti pada setiap peristiwa, ALLAH ingin memberikan sebuah maksud, yang apabila dapat kita tangkap maka akan memberikan hikmah yang besar bagi kita. Bagi saya pribadi, ini merupakan pukulan keras untuk warga Jakarta yang semakin hari semakin sombong.. Sombong kepada alam, sombong kepada sesama insan, bahkan ada yang sombong kepada penciptanya. NaudzubiLLAHi min dzalika (Kita berlindung kepada ALLAH dari hal seperti itu). Mari bertaubat dan hancurkan benteng kesombongan dalam diri kita. InnaLLAHa GHOFUWRur RAHIYM.. (Sesungguhnya ALLAH Maha Penagmpun lagi Maha Penyayang)

Tidak ada komentar: