Senin, Desember 11, 2006

Status Quo vs Reformasi


Sejujurnya saya sekarang lagi bimbang.. Bimbang mengenai satu hal, antara mempertahankan jatidiri atau menerima sesuatu yang baru.. Memang berubah itu merupakan suatu keniscayaan. Namun agaknya perlu dipikirkan dulu apakah dengan perubahan itu akan membuat perbaikan dan kebaikan dalam diri saya. Apakah cost untuk berubah itu akan sepadan dengan hasil yang akan didapat, meskipun segala hasil di masa yang akan datang hanya diketahui ALLAH. Bagaimana saran anda?

7 komentar:

Anonim mengatakan...

??????????^&%#*&^@&%(*$&*(&#^*^%???

Anonim mengatakan...

ga jelas.......

Anonim mengatakan...

2 anonymous > siapa ya?
2 mutz > komen yang gakjel dan gak selotip eh solutip..

Anonim mengatakan...

jatuh cinta ya :P

Anonim mengatakan...

apa siy ni? ga ngerti. kek politik banget secara pit tuh ga ngerti gitu2an :p

Anonim mengatakan...

hahaha....gimana mo solutif...masalahnya aja gakjel.
Kalo mo yang solutif, coba dijelaskan apakah yang membuat antum berpikir demikan dan suatu keniscayaan apakah yang membuat antum harus berubah?
Antum mo brubah jadi ksatria baja hitam or power ranger? ato mo jadi ultra man aja?
Bingung kan? Makanya jangan buat orang lain bingung juga. Zholim loh!
Btw, jangan2 bener apa kate tg...hehehe....:P

Sukma Mahendra mengatakan...

2 tg> tenang ge.. insya ALLAH sebelum menikah cinta saya yang utama saya usahakan kepada ALLAH. Setelah menikah... hmmm... tetap saya usahakan kepada ALLAH.. istri itu nomer ke.... berapa ya?? Hehehe...

2 phie2t> gak politis sama sekali deh kayaknya..

2 mutz> maksudnya yang nisacaya itu perubahan itu sendiri.

2 ALL > sebenarnya bait2 kalimat yang tertulis di blog sengaja saya samarkan dan tidak to the point. Sebenarnya permasalahannya simple aja kok... Cuma kembali kepada diri saya sendiri: siap untuk berubah atau belum