Kamis, Juli 27, 2006

Polisi: Silakan jalan terus!!


AlhamduliLLAH banget saya haturkan untuk ALLAH. Bayangkan bro-sist, ALLAH seringkali mengamankan perjalanan bermotor saya. Setidaknya dalam dua minggu ini ada dua kali kejadian yang seharusnya saya layak untuk ditilang, tapi dengan izin ALLAH polisi ndak menilang saya.

Yang pertama di perempatan Mega, jalan pemuda, jakarta timur. Saya gak ngeliat kalau ternyata lampu lalu lintas udah merah ketika ban motor depan saya melalui garis pemberhentian zebra cross. Saya sadarnya pas saya mau nerusin jalan ternyata tiba2 kendaraan2 dari jalan di sebelah kanan mulai melaju. Motor saya tejebak, gak bisa maju. Posisi motor saya jaun menjorok dari tempat berhenti seharusnya, yaitu di belakang garis zebra cross. Waduh ternyata ada pulisi lagi... Keringat dingin campur keringat panas menyeruak dari kulit. Satu pulisi nyamperin motor saya. Bibirnya mulai bergerak hendak mengucapkan sesuatu.. Dan ternyata yang diucapkannya adalah perintah agar saya memundurkan motor ke tempat berhenti seharusnya... ALHAMDULILLAH kan? Padahal kasus kayak gini biasanya pelanggar dah kena tilang.

Yang kedua hari ini di daerah deket Tanjung Barat, jakarta selatan. Saya kan dari arah ragunan, mau ke depok. Seharusnya untuk memutar, kita harus berputar setelah menaiki jalan layang yang melintas di atas rel kereta tanjung barat. Tapi saya ambil jalan yang ilegal yang seakan sudah dimaklumi dan terkesan tidak ilegal, yaitu memutar di perlintasan kereta api depan SMK tanjung barat. Selain saya, siang tadi, ada 2 orang (yang saya tidak kenal) juga yang melakukan "pelanggaran" serupa. Eh pas abis muter, gak berapa jauh ada razia police. Kayaknya emang ngincer pelanggar putaran arena dari lokasi razia, putaran itu bisa terlihat. Artinya yang melanggar di putaran itu ketahuan.

Benar saja, seorang polisi mengayun2kan tongkatnya menandakan isyarat agar kami menepi. Ya udah saya menepi,pasrah aja. Tapi pas menepi, dan saya sudah mulai merogoh dompet (biasanya kalau razia yang diminta pertama kali SIM-STNK), polisi itu mengisyaratkan saya untuk meneruskan perjalanan. Tapi tidak dengan dua orang tadi. Hmm... aneh banget ya? SubhanaLLAH, bahkan ketika udah jelas2 salah pun, atas izinNya saya kembali terbebas..

Itu baru yang berurusan dengan pulisi. Banyak lagi sebenarnya penjagaan dari ALLAH saat saya berkendara, seperti menghindarkan dari tabrakan maupun serempetan dan lain sebagainya..

Terima kasih duhai Zat Yang Maha Penjaga... Jaga juga saudara2ku yang sedang ditimpa bencana, di seluruh pelosok dunia.

4 komentar:

Muhammad Ilman Akbar mengatakan...

Ma! Itu bukan rezeki dari Allah buat ente.. Itu teguran yang keras! Bayangin, ente udah ngelanggar rambu-rambu lalu lintas dengan sengaja (maksudnya yang kasus kedua), tapi masih nggak kena hukuman dunia.. Coba ente bayangin perasaan 2 orang tadi yang kena tilang polisi.. Kasian dia kan.. Ente nggak adil tuh namanya..

Makanya, jangan coba-coba nggak disiplin deh.. Kalo hal kecil kaya gini aja udah gak disiplin, gimana bisa dengan hal-hal besar dengan pertanggungjawaban yang lebih besar lagi (di akhirat)..

Hehehehe, jangan marah ya.. Ane cuma nggak suka sama tindakan indisipliner (terutama pengendara motor) di jalan raya.. =D

Anonim mengatakan...

hati2 atuh Kang! alah...
Btw, brosist??? hwekekek... cupu~ hehehe canda...

Anonim mengatakan...

Buat Ilman, iya sih ada ketakutan juga bakal ditilangnya di akhirat...(Hope not..) Untuk kasus yang pertama saya bener2 gak sengaja karena lampu merahnya ketutupan mobil box yang ada di depan saya persis. Trus tuh mobil box gak berenti, padahal udah lampu merah. Jadi saya juga ikutan terus jalan kirain mah masih ijo. Jadi saya bener2 gak sengaja... (Moga ALLAH memaafkan saya).

Nah yang kedua nih masuk kategori syubhat (remang-remang -red.).. Sampai sekarang saya belum yakin itu pelanggaran, makanya saya memakai tanda kutip pada kata pelanggaran. Alasannya di situ seinget saya gak ada marka jalan yang menandakan dilarang berputar. Saya juga belum prediksi kemungkinan lain tujuan dari razia polisi itu. Mungkin saja ada laporan pencurian dengan pencurinya mengendarai motor xxxxx, sehingga yang dirazia motor xxxxx saja. Atau ada alasan lain razia polisi itu.

Di luar itu semua, saya bisa dikategorikan pengemudi yang taat lalu lintas, alah!. Mau belok sekecil apapun tingkat ke-extreem-annya, insya ALLAH saya kasih lampu sen. Pas lampu merah (bila terlihat lampunya), saya insya ALLAH kerap berhenti di belakang garis pemberhentian (kecuali khilaf). Saya gak pernah dengan sengaja menabrak kendaraan atau orang yang ada di depan saya (iya lah...). Saya senantiasa membawa SIM-STNK di dompet saya kecuali saat khilaf. Sebelum berkendara, saya membaca do'a minimal basmallah, kecuali khilaf. Saya juga rajin menabung dan tidak sombong.. loh kok jadi gak nyambung ya...

'Ala Kulli Hal (BTW dalam bahasa Arab), syukron jazakallah (terima kasih, semoga ALLAH membalas anda (dg kebaikan)) kepada akhi Ilman yang telah mengingatkan. Bener, kita gak mungkin bisa hidup sendiri, kita secara fitrah memerlukan kehidupan berjama'ah..

Muhammad Ilman Akbar mengatakan...

ooh, alhamdulillah.. ternyata sukma tidak seperti yang saya bayangkan (halah, maksudnya apa nih?)

iya ma, di antara 100% pengendara motor di jakarta, yang disiplin nggak ada 1%nya kan? bener2 indonesia banget da ah.. mudah2an kita bisa istiqomah dalam golongan orang2 1% yang taat beragama eh berlalu lintas itu ya..

eh, btw, jazakallah motornya ya.. (hehehe.. untuk kesekian kalinya =D)